Halaman
49
Kehidupan Bermasyarakat
B.
Membacakan Puisi
7.1 Membaca (Sastra)
Tujuan Pembelajaran:
Kamu akan mampu membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang
tepat.
Pernahkah kamu melihat seseorang membaca sebuah puisi secara memukau?
Misalnya W.S. Rendra, Sutardji Chazoum Bakhri, atau Emha Ainun Najid.
Bagaimana kesanmu? Mengagumkan bukan?
Kamu juga dapat membaca puisi secara memukau seperti mereka. Bagaimana
tekniknya? Mari kita pelajari bersama.
1. Membaca Puisi untuk Orang Lain
Membaca puisi disebut juga berdeklamasi. Membaca puisi untuk orang lain
pada dasarnya sama dengan mengkonkretkan puisi tersebut dalam bentuk au-
dio maupun visual. Membaca puisi merupakan suatu proses yang melibatkan
pihak pembaca, pendengar, dan puisi yang dibaca. Membaca puisi termasuk
keterampilan membaca estetika. Hakikat membaca estetika adalah membaca
dengan memerhatikan unsur-unsur keindahan dan penghayatan.
Nah, agar dapat tampil baik ketika membaca puisi untuk orang lain, kamu
perlu berlatih dan memerhatikan beberapa hal.
2. Hal yang Diperhatikan Saat Membaca Puisi
Hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat membaca puisi, yaitu sebagai berikut.
a. Lafal, yaitu cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa secara tepat.
Pengucapan bunyi bahasa harus jelas, misalnya /k, p, t, s, a, i, u, e, o, ng, ny, v,
f/ dan sebagainya.
1. Gurumu akan memutarkan VCD yang berisi cerita. Namun, jika tidak
ada dengarkanlah pembacaan sebuah cerita di radio atau di televisi.
2. Bersama kelompokmu yang terdiri dari empat orang identifikasilah
unsur ekstrinsik dan intrinsik.
Laporkan kepada gurumu untuk diberi penilaian.
1
50
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
b . Intonasi, yaitu naik, turun, tinggi, rendah lagu kalimat dalam pembacaan puisi.
Kamu harus perhatikan bagaimana intonasi/irama pembacaan kata-kata dan
baris-baris puisi. Pahamilah mana kata yang diucapkan dengan nada tinggi,
rendah, naik, atau turun. Hal ini agar puisi yang kamu bacakan dapat indah
terdengar oleh pendengar.
c. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran tiap kata dalam
puisi.
d. Nada adalah tinggi rendahnya irama suara.
e. Jeda adalah waktu hentian sebentar dalam ujaran ketika membaca puisi atau
pada saat enjabement.
f. Gerak dan mimik wajah sesuai isi puisi, disertai dengan
gesture
(gerakan tubuh)
yang tepat.
g. Penghayatan yang mendalam terhadap isi puisi.
3. Memberi Tanda-Tanda Teks Puisi
Agar puisimu lebih mudah kamu baca, berilah tanda-tanda pembacaannya.
Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut.
Tanda
berarti dibaca intonasi naik.
Tanda
berarti dibaca intonasi turun.
Tanda
berarti dibaca intonasi datar.
Tanda
/
berarti jeda sebentar.
Tanda
//
berarti jeda agak panjang.
Contoh:
Padamu Jua
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
4. Sikap Membaca Puisi
Sikap pada waktu membaca puisi sangat menentukan keberhasilan seorang
pembaca puisi.
51
Kehidupan Bermasyarakat
Sikap yang harus kamu perhatikan saat membaca puisi adalah sebagai berikut.
a. Sikap wajar dan tenang
Bersikaplah wajar dan tenang namun penuh dengan percaya diri. Janganlah
kamu berlebihan (
over acting
) ketika membaca puisi.
b . Gerakan mimik dan anggota badan lain yang mendukung
Gunakan gerakan mimik, tangan, atau anggota badan lain yang mendukung.
Tujuannya agar puisi yang sedang kamu bacakan tidak kaku dan dapat
mewakili ekpresi jiwa pengarang.
c. Volume suara yang tepat
Aturlah suaramu secara baik. Pahami tanda-tanda yang kamu tulis dalam
puisimu.
d. Kelancaran dan kecepatan
Membaca puisi berbeda dengan membaca teks berita. Membaca puisi perlu
keterampilan dan pembelajaran khusus. Bacalah puisimu secara tepat dan
lancar berdasarkan teknik yang kamu kuasai. Janganlah terlalu cepat, baca
secara pelan namun pasti sesuai kaidah membaca puisi yang telah kamu
pelajari.
Kerjakan di buku tugasmu!
Kerjakan latihan berikut!
1. Pahamilah puisi berikut.
2. Coba beri tanda-tanda cara membacanya.
3. Kemudian dengan teknik yang telah kamu pelajari, bacalah dengan ekspresif
dan memukau.
4. Beri penilaian cara membaca temanmu.
5. Diskusikan isi kedua puisi tersebut.
Puisi 1
Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjuang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk peluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
2
52
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Benang saja menekup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyeca hidung bertentu tuju
(Amir Hamzah)
Puisi 2
Solilude
Di Genting Highlands aku melihat wajahmu
Di Genting Highlands aku mendengar suaramu
Di antara dua tebing
Di atas jembatan kayu
Aku terdiam menahan rindu
Kekasihku, kekasihku
Ijinkan aku mendaki bukit-bukit
dan menuruni jurang-jurang
tanpa menjawab pertanyaanmu
Aku mendengar ada yang menjerit
Ketika dinamit itu meledakkan bukit-bukit
Kabut gemetar berlarian tak tentu arah
Ketika dari moncong-moncong asap raksasa
debu hitam menyembur ke angkasa
Burung-burung menangis sepanjang hari
Melihat hutannya musnah sekaki demi sekaki
Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini
Kekasih, katakan apa yang harus kulakukan
Setelah menulis semuanya ini dalam puisi
(Eka Budianta)